Selasa, 26 Mei 2015

MENOMETRORRHAGI + ANEMIA

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “ K ” P10001 USIA 45 TAHUN DENGAN MENOMETRORRHAGI + ANEMIA DI PAVILIUN MELATI RSUD JOMBANG Oleh : MUSYAROFAH NIM 02.12.130 PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA MOJOKERTO KATA PENGANTAR Dengan mengucap Alhamdulillah, penulis mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan asuhan kebidanan pada Ny.”K” P10001usia 45 tahun dengan menometrorrhagi + anemia di Paviliun Melati RSUD Jombang dalam membuat asuhan ini, penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dengan segala kemampuan yang penulis miliki. Pembuatan Asuhan Kebidanan ini bertujuan untuk memenuhi tugas Praktek Klinik Kebidanan II dan dengan terselesainya laporan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Yulianto S.Kep.Ners M.M selaku Ketua Stikes Dian Husada Mojokerto. 2. Ibu Riska Aprilia SST,M.Kes selaku Kaprodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto. 3. Ibu Kurnia I, S.ST M.Kes selaku Pembimbing Akademik Stikes Dian Husada Mojokerto. 4. Ibu Dwi Estu Wulyani, Amd.Keb. Selaku pembimbing klinik di RSUD Jombang. Demikian Asuhan Kebidanan ini kami susun, semoga bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan Asuhan Kebidanan ini. Jombang ,07Mei 2015 Penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menometrorhargia adalah perdarahan yang bisa dibedakan antara haid dan bukan haid, perdarahan yang banyak diluar masa haid biasanya tampak terpisah dan dapat dibedakan dari haid dan adapula perdarahan yang terjadi sewaktu haid perdarahan ini menjadi satu. Biasanya jalan satu-satunya untuk penanganan menometrorhargia ini dilakukan kuret oleh dokter spesialis. Dari berbagai macam kasus menometrorhargia ini maka penulis tertarik untuk mengambil kasus pada Ny "K" dengan menometrorhargia + Anemia. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Ny.”K” P10001usia 45 tahun dengan menometrorrhagi + anemia di RSUD Jombang 1.3 Tujuan Studi Kasus 1.3.1 Tujuan Umum Untuk Melakukan asuhan kebidanan pada ibu dengan menometrorrghi melalui pendekatan manajemen kebidanan dengan 7 langkah varney dan pendokumentasian SOAP di lapangan. 1.3.2 Tujuan Khusus Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.”K” P10001usia 45 tahun dengan menometrorrhagi + anemia di RSUD Jombang agar peneliti mampu: 1. Untuk Mengumpulkan data subjektif pada NyNy.”K” P10001usia 45 tahun dengan menometrorrhagi + anemia di RSUD Jombang 2. Untuk Melakukan dan mengumpulkan data objektif pada Ny.”K” P10001usia 45 tahun dengan menometrorrhagi + anemia di RSUD Jombang 3. Untuk Menentukanan analisa data dengan menegakkan diagnose pada Ny.”K” P10001usia 45 tahun dengan menometrorrhagi + anemiadi RSUD Jombang 4. Untuk Melakukan pelaksanaan atas rencana manajemen yang telah di rencanakan pada Ny.”K” P10001usia 45 tahun dengan menometrorrhagi + anemiadi RSUD Jombang 1.4 Manfaat Studi Kasus 1.4.1 Manfaat Teoritis Diharapkan studi kasus juga berguna untuk memecahkan semua permasalahan yang biasa dijumpai di dunia kesehatan . 1.4.2 Manfaat Psikis 1. Bagi Institusi Sebagai bahan referensi terhadap penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu dengan menometrorrhagi + anemia yang bermanfaat, terutama untuk mahasiswa kebidanan. 2. Bagi Lahan Praktek Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tolak ukur informasi bagi petugas pelayanan kesehatan mengenai asuhan kebidanan pada ibu menometrorrhagi + anemiauntuk memberikan upaya preventif pencegahan dan asuhan terhadap pasien dengan menometrorrhagi + anemia 3. Bagi Klien dan keluarga Agar pasien lebih memahami tentang keadaan nya secara komprehensif pada klien. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan penulis lain dapat mengembangkan studi kasus sejenis, dan studi kasus ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk studi kasus lebih lanjut sehingga bisa bermanfaat untuk kita semua.. 1.5 Metode Dan Teknik Pengumpulan Data Di dalam penulisan asuhan kebidanan ini, metode studi kasus yang digunakan adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus itu untuk mencari gambaran yang lebih jelas tentang asuhan kebidanan yang diberikan kepada pasien dengan menometrorrhagi + anemia Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan asuhan kebidanan ini adalah: 1.5.1 Wawancara Yaitu dengan mewawancarai secara langsung petugas dan keluarga pasien. 1.5.2 Observasi Yaitu dengan observasi dalam melakukan asuhan kebidanan secara langsung. 1.5.3 Dokumentasi Mempelajari buku-buku laporan, catatan medis serta hasil pemeriksaan yang ada. 1.6 Tempat dan Waktu Asuhan kebidanan ini dilakukan di RSUD Jombang yaitu pengkajian nya dilaksanakan pada tanggal 07 Mei 2015 1.7 Sistematika penulisan Adapun siatematika penulisan yang di gunakan terdiri dari : BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Tujuan Umum 1.3.2 Tujuan Khusus 1.4 Manfaat Penulisan 1.4.1 Manfaat Teoritis 1.4.2 Manfaat psikis bagi institusi,praktek,penulis,dan pasien 1.5 Metode teknik pengumpulan data 1.6 Tempat dan waktu 1.7 Sistematika penulisan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 3 STUDY KASUS BAB 4 PEMBAHASAN BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Menometroragia 2.1.1 Definisi Menometroragia Perdarahan bukan haid ialah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid (Sarwono Prawirohardjo, 1999 : 223) Perdarahan itu tampak terpisah dan dapat dibedakan dari haid, atau 2 jenis perdarahan ini menjadi satu ; yang pertama dinamakan metrorhagia yang kedua menometroragia Menorrhagia adalah haid teratur tetapi jumlah darahnya banyak Metrorrhagie adalah perdarahan rahim di luar waktu haid. (Sulaiman Sastrawinata : 31) Jadi menometrorrhagia adalah perdarahan di luar waktu haid dengan jumlah darah yang banyak. 2.1.2 Sebab-sebab Menometrorrhagi 1. Sebab-sebab Organik Perdarahan dari uterus, tuba dan ovarium disebabkan oleh kelainan pada : a. Serviks uteri, seperti polipus servisis uteri, erosio porsionis uteri, ulkus pada porsio uteri, karsinoma servisis uteri. b. Korpus uteri, seperti polip endometrium, abortus imminens, abortus sedang berkembang, abortus inkompletus, mola hidatidosa, koriokarsinoma, subinvolusio uteri, karsinoma kurporis uteri, sarkoma uteri, mioma uteri. c. Tuba fallopi, seperti kehamilan ektopik terganggu, radang tuba, tumor tuba. d. Ovarium, seperti radang ovarium, tumor ovarium. 2. Sebab-sebab Fungsional Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik dinamakan perdarahan disfungsional. Perdarahan disfungsional dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menophause. Tetapi, kelainan ini lebih sering dijumpai sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium. Dua pertiga dari wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit untuk perdarahan disfungsional berumur 40 tahun, dan 3% dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek banyak dijumpai pula perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di rumah sakit. (Sarwono Prawirohardjo : 223-225) 2.1.3 Patologi Schroder pada tahun 1915, setelah penelitian histopatologik pada uterus dan ovarium pada waktu yang sama, menarik kesimpulan bahwa gangguan perdarahan yang dinamakan metropatia hemorragika terjadi karena persistensi folikel yang tidak pecah sehingga tidak terjadi ovulasi dan pembentukan korpus luteum. Akibatnya terjadilah hiperplasia endometrium karena stimulasi estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Penjelasan ini masih dapat diterima untuk sebagian besar kasus-kasus perdarahan disfungsional. Akan tetapi, penelitian menunjukkan pula bahwa perdarahan disfungsional dapat ditemukan bersamaa dengan berbagai jenis endometrium, yakni endometrium atiofik, hiperplastik, proliferatif dan sekretoris, dengan endometrium jenis non sekresi merupakan bagian terbesar. Pembagian endometrium dalam endometrium jenis non sekresi dan endometrium jenis sekresi penting artinya, karena dengan demikian dapat dibedakan perdarahan yang anovulatoar dari ovulatoar. Klasifikasi ini mempunyai nilai klinik karena kedua jenis perdarahan disfungsional ini mempunyai dasar etiologi yang berlainan dan memerlukan penanganan yang berbeda. Pada perdarahan disfungsional yang ovulatoar gangguan dianggap berasal dari faktor-faktor neuromuskular, vasamotorik, ata hematologik, yang mekanismenya belum seberapa dimengerti, sedang perdarahan anovulatoar biasanya dianggap bersumber pada gangguan endokrin. (Sarwono Prawirohardjo, 1999 : 225) 2.1.4 Gambaran Klinik 1. Perdarahan Ovulatoar Untuk menegakkan diagnosis perdarahan ovulatoar, perlu dilakukan kerokan pada masa mendekati haid. Jika karena perdarahan yang lama dan tidak teratur siklus haid tidak dikenali lagi maka kadang-kadang bentuk kurve suhu basan basal dapat menolong. Jika sudah dipastikan bahwa perdarahan berasal dari endometrium tipe sekresi tanpa adanya sebab organik, maka harus dipikirkan sebagai etiologinya : a. Korpus luteum persistens, dalam hal ini dijumpai perdarahan kadang-kadang bersamaa dengan ovarium membesar. b. Insufisiensi korpus luteum dapat menyebabkan premestual spotting, menoragia atau polimenorea. c. Apopleksia uteri, pada wanita dengan hipertensi dapat terjadi pecahnya pembuluh darah dalam uterus. d. Kelainan darah, seperti anemia, purpura trombositopenik, dan gangguan dalam mekanisme pembekuan darah. 2. Perdarahan Anovulatoar Stimulasi dengan estrogen menyebabkan tumbuhnya endometrium. Dengan menurunnya kadar estrogen dibawah tingkat tertentu, timbul perdarahan yang kadang-kadang bersifat siklis, kadang-kadang tidak teratur sama sekali. Endometrium dibawah pengaruh estrogen tumbuh terus, dan dari endometrium yang mula-mula proliferatif dapat terjadi endometrium bersifat hiperplasia kistik. Jika gambaran itu dijumpai pada sediaan yang diperoleh dengan kerokan, dapat diambil kesimpulan bahwa perdarahan bersifat anovulatoar. (Sarwono, Prawirohardjo, 1999 : 225-226) 2.1.5 Diagnosis Pembuatan anamnesis yang cermat penting untuk diagnosis. Perlu ditanyakan mulainya perdarahan, apakah didahului oleh siklus yang pendek atau oleh oligomenorea/amenorea, sifat perdarahan (banyak/sedikit, sakit/tidak), lama perdarahan. Pada pemeriksaan ginekologik perlu dilihat apakah tidak ada kelainan-kelainan organik yang menyebabkan perdarahan abnormal (polip, ulkus, tumor, kehamilan terganggu). Pada wanita dalam masa pubertas umumnya tidak perlu dilakukan kerokan guna pembuatan diagnosis. Pada wanita berumur antara 20 dan 40 tahun kemungkinan besar ialah kehamilan terganggu, polip, mioma submukosum, dan sebagainya. Disini kerokan diadakan sedikit dapat diketahui benar bahwa tindakan tersebut tidak mengganggu kehamilan yang masih memberi harapan untuk diselamatkan. Pada wanita dalam premenopause dorongan untuk melakukan kerokan ialah untuk memastikan ada tidaknya tumor ganas. (Sarwono Prawirohardjo, 1999 : 227) 2.1.6 Penanganan Kadang-kadang pengeluaran darah pada perdarahan disfungsional sangat banyak hal ini penderita harus istirahat baring dan diberi transfusi darah. Setelah pemeriksaan ginekologik menunjukkan bahwa perdarahan berasal dari uterus dan tidak ada abortus imkompletus, perdarahan untuk sementara waktu dapat dipengaruhi dengan hormon steroid, dapat diberikan : 1. Estrogen dalam dosis tinggi, supaya kadarnya dalam darah meningkat dan perdarahan berhenti. 2. Progesteron, pertimbangan disini ialah bahwa sebagian besar perdarahan fungsional bersifat anovulatoar, sehingga pemberian progesteron mengimbangi pengaruh estrogen terhadap endometrium. (Sarwono Prawirohardjo, 1999 : 227-228) Pengobatan terhadap kelainan ini pada remaja (gadis) dengan pengaturan hormonal sedangkan untuk wanita menikah (mempunyai anak) dengan memeriksa alat kelamin dan bila perlu dilakukan kuretase dan pemeriksaan patologi untuk memastikannya (Ida Bagus Gde Manuaba, 1999 : 56) 2.2 Anemia 2.2.1 Definisi Anemia - Suatu keadaan dimana kadar Hb atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 11 gr/dl dan Hi < 41% pada pria atau < 12 gr/dl dan Ht < 37% pada wanita (Mansjoer, 2005). - Dinyatakan menderita anemia apabila kadar hemoglobin dalam darahnya kurang dari 12 g/100 ml, baik pria maupun wanita (Sarwono, 2005) 2.2.2 Gejala-Gejala Umum Anemia antara lain : 1. Cepat lelah 2. Takikardi 3. Pucat 4. Pusing 5. Takipnea pada latihan fisik 2.2.3 Patofisiologi Anemia disebabkan oleh 2 faktor : 1. Penurunan produksi - Anemia defisiensi : a. Defisiensi besi b. Defisiensi vitamin B12 c. Defisiensi asam folat - Anemia aplatis 2. Peningkatan penghancuran - Anemia karena perdarahan - Anemia hemolitik (Sarwono, 2005) 2.2.4 Etiologi 1. Defisiensi zat besi, vitamin B12 atau asam folat yang dapat menyebabkan anemia megaloblastik 2. Kerusakan sum-sum tulang / ginjal 3. Kehilangan darah akibat perdarahan dalam satu siklus menstruasi 4. Penghancuran sel darah yang dapat menyebabkan anemia hemolitik (Sarwono, 2005) 2.2.5 Pembagian Anemia 1. Anemia mikrostik hipokromik a. Anemia defisiensi besi b. Anemia penyakit kronik 2. Anemia makrositik a. Defisiensi vitamin B12 b. Defisiensi asam folat 3. Anemia karena perdarahan 4. Anemia hemolitik (dimana antibodi IgG yang dibentuk diikat dalam membran sel darah merah) 5. Anemia aplastik (ketidaksanggupan sum-sum tulang untuk membentuk sel-sel darah) (Sarwono, 2005) 2.2.6 Penatalaksanaan 1. Mengobati perdarhana kronis dengan cara mengobati penyebab perdarahan 2. a. Memberikan kelengkapan zat besi, pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi per oral 600-1000 mg / hr seperti sulfas ferrosus/ glukonas ferrosus, secara IM dapat disuntikkan dekstran besi (imferon) atau sorbital besi (jectofer), secara IV dapat diberikan seperti fereum oksidum sakraratum, sodium differat dan dekstran besi (imferon) dengan dosis 1000-2000 mg unsur besi sekaligus b. Memberikan kelangkaan vitamin B12 dengan dosis 100-1000 mikrogram /hari baik secara oral maupun parental c. Memberikan kelangkaan asam folat, diberikan per oral dengan dosis 15-30 mg/hr atau secara parenteral dengan dosis yang sama 3. menghentikan obat-obatan yang dapat menyebabkan anemia, umumnya obat dalam penyakit infeksi seperti, cefotaxim, ampisilin, pinisilin, dll 4. tranfusi darah apabila Hb-nyak kurang dari 6 g/dl dapat disediakan tranfusi darah walaupun tidak lebih dari 1000 ml (Sarwono, 2005) 2.3 Konsep Asuhan Pada Pasien dengan Menometrorrhagi + Anemia 2.3.2 Pengertian Asuhan Kebidanan adalah bantuan yang dilakukan oleh bidan kepada individu/klien yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan sistematik melalui proses yang disebut manajement kebidanan (Depkes RI, 1995 : 3). Adapun penerapan suatu proses manajement kebidanan dalam bentuk praktek kebidanan dilakukan melalui suatu proses manajement kebidanan yang terdiri dari beberapa model alur pikiran yaitu 9 langkah, model Varney 7 langkah, model kompetensi bidan indonesia 5 langkah. 2.3.3 Pengkajian Pengkajian merupakan langkah awal proses Asuhan Kebidanan yaitu mengumpulkan data, mengolah dan menganalisa data yang diperoleh dalam bentuk data subyektif, objektif dan data penunjang yang akan memberikan gambaran keadaan kesehatan klien (Depkes RI, 1995 : 5). 2.3.3.1 Data Subjektif 1. Biodata - Nama yang jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari. - Umur dicatat dalam tahun sebaiknya juga ditanyakan tanggal lahir klien untuk mengetahui pasien mau memasuki masa menophause. - Alamat perlu dicatat untuk mengetahui hubungan bila ada keadaan mendesak. - Pekerjaan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kesehatan klien dan juga pembiayaan. - Agama perlu dicatat karena hal ini sangat berpengaruh didalam kehidupan termasuk kesehatan. - Pendidikan klien ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya, tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang. - Status perkawinan ditanyakan pada klien untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan. 2. Keluhan Utama Adanya keluhan yang dirasakan oleh klien yang menyebabkan adanya gangguan yang perlu ditanyakan pada klien dengan gangguan reproduksi Bagaimana keadaan ibu : lemah, cukup, baik Apakah ada keluhan : pusing, perdarahan banyak. 3. Riwayat Kebidanan a. Riwayat menstruasi Hal yang perlu ditanyakan sehubungan dengan riwayat menstruasi antara lain : • Menarche umur berapa • Siklus menstruasi • Lamanya haid. • Banyaknya darah yang keluar. • Warna dan bau darah • Dismenenorrhoe. • Fluor albus. • HPHT Perlu ditanyakan riwayat haid ibu 3 bulan sebelumnya. Anamnesa haid ini berguna untuk memberikan gambaran tentang faal alat kandungan. b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Hal yang perlu ditanyakan yaitu : • Kehamilan berapa dan dari perkawinan keberapa. • Ikhtiar kehamilan. • Riwayat persalinan, anak hidup atau mati, sebab kematian, jenis kelamin, tempat melahirkan atau penolong persalinan, cara melahirkan spontan belakang kepala atau dengan tindakan. • Masalah atau gangguan yang timbul saat masa nifas dan laktasinya. 4. Riwayat Kesehatan Sekarang Hal yang perlu dikaji apakah klien mempunyai riwayat penyakit keturunan ataupun penyakit menular. 5. Riwayat Penyakit Keluarga Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga, orang tua klien, apakah menderita penyakit keturunan. 6. Riwayat Keluarga Berencana Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah KB, hal ini penting untuk diketahui apakah ada pengaruh terhadap penyakit yang diderita ibu. 7. Pola kebiasaan sehari-hari a. Nutrisi Perlu disampaikan bagaimana pemenuhan nutrisi selama ini sudah sesuai kebutuhan. b. Pola eliminasi Bagaimana pola BABnya, konstipasi merupakan salah satu masalah yang berhubungan dengan perencanaan dan pola BAK. c. Pola istirahat Waktu istirahat ± 5 jam. d. Personal hygiene Kebersihan tubuh merupakan salah satu pokok-pokok yang perlu diperhatikan dalam hygiene. 8. Latar belakang sosial budaya Data ini diperlukan untuk mengetahui kebiasaan keluarga dalam kehidupan sehari-hari 9. Psikososial dan Spiritual (dukungan keluarga) Bagaimana hubungan dengan keluarga, keadaan ibu yang menderita sakit lebih sensitif, kehidupan yang harmonis serta menyenangkan sangat dibutuhkan 2.3.3.2 Data Obyektif Pemeriksaan Umum 1. Keadaan Umum 2. Tanda-tanda vital - Tekanan darah Normalnya adalah tekanan darah dimana sistol < 130 dan sistole < 85 (STIK Jakarta, 2000) - Nadi Nadi yang normalnya sekitar 80x/menit. Bila nadi lebih dari 120x/menit maka hal ini menunjukkan adanya kelainan. - Pernafasan Normalnya 16-24 kali/menit. Bila lebih dari 24x/meni menandakan adanya tachipneu (Robert P, 1996 : 76). Sesak napas ditandai frekuensi pernafasan yang meningkat dan kesulitan bernafas, serta rasa lelah, bila hal ini terjadi setelah melakukan kerja fisik (berjalan, tugas sehari-hari) maka kemungkinan terhadap penyakit jantung. - Suhu Normalnya 900F – 99,60F (36,10C – 37,60C). (Doengoes, 2001 : 41) 3. Tinggi badan, berat badan dan postur tubuh 4. Kepala - Rambut Bersih atau kotor, pertumbuhan, warna, mudah rontok atau tidak, rambut mudah dicatat menandakan kurang gizi atau kelainan tertentu - Muka - Mata Bentuk simetris, konjungtiva normal, warna merah muda, bila pucat menandakan anemia, sklera mata normal, berwarna putih, bila kuning menandakan mungkin infeksi hepatitis. Bila merah kemungkinan ada konjungtivitis. - Hidung Normal, tidak ada polip, kelainan. - Telinga Bagaimana kebersihannya. - Gigi - Leher Normal tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid. - Abdomen, genetalia, ekstremitas 5. Pemeriksaan Dalam Pemeriksaan dalam disini secara umum untuk dapat dievaluasi keadaan vagina, serviks dan panggul, jumlah perdarahan untuk menegakkan adanya diagnosa. 6. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan darah lengkap, termasuk skrining koagulasi jika diindikasikan kemungkinan test fungsi thyphoid. Tes-tes ini mungkin sudah cukup untuk menegakkan diagnosa tetapi jika berusia 35 tahun keatas lazim dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Tes tambahan tersebut adalah : - Pengambilan sample/biopsi endometrium. - Histerektomi. - USG transvaginal. - Kuretase diagnostik (Lewellyn Jones Derek, 2001 : 209) 2.3.4 Identifikasi Diagnosa/Masalah Diagnosa Kebidanan adalah hasil analisis dan perumusan masalah yang diputuskan oleh seorang bidan sesuai dengan teori dan masalah yang sering terjadi pada ibu dengan gangguan haid. Diagnosa : Menorrhagia, menometrorrhagia, dismenenorrhoe, amenorrhoe. DS : - Ibu mengatakan menstruasi tidak berhenti-henti sejak ± 2 bulan - Perut terasa mules - Lewat vagina mengeluarkan darah disertai gumpalan-gumpalan. DO : - Inspeksi Dari vagina mengeluarkan darah disertai gumpalan-gumpalan Masalah Masalah yang biasa dialami ibu : 1. Anemia sehubungan dengan perdarahan. 2. Rasa nyaman (nyeri/perut mulas). 2.3.5 Identifikasi Masalah Potensial Masalah potensial yang biasa terjadi adalah potensial terjadinya anemia. Antisipasinya jika perlu : - Transfusi jika perlu : • Berikan packed cells. • Jika darah tidak dapat disentrifagasi gantung kantung darah beberapa waktu sehingga sel darah merah mengendap. Berikan sel darah merahnya saja, serum ditinggalkan. • Beri furacemid 40 mg IV untuk setiap unit packed cells. (Saifuddin Abdul Bari, 2002 : M 150) 2.3.6 Identifikasi Kebutuhan Segera dan Tindakan Segera Pada tahap ini dilakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapie. 2.3.7 Menyusun Rencana Asuhan Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa. Rencana yang dilakukan : 1. Lakukan pendekatan therapeutik R/ Hubungan baik antara petugas kesehatan dan klien memungkinkan klien lebih kooperatif terhadap tindakan yang diberikan. 2. Jelaskan pada pasien penyebab penyakitnya R/ Memberi pengetahuan tentang penyebab gangguan haidnya. 3. Jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan R/ Penjelasan tentang tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan rasa percaya diri klien pada petugas sehingga klien lebih kooperatif dalam pelaksanaan tindakan. 4. Observasi TTV R/ Deteksi dini adanya komplikasi. 5. Kolaborasi dengan dokter R/ Melaksanakan fungsi independent bidan. 2.3.8 Melaksanakan Rencana Asuhan Pada langkah ini melaksanakan rencana/intervensi, asuhan yang telah dibuat. 2.3.9 Evaluasi Mengevaluasi dari tindakan asuhan yang telah diberikan petugas kesehatan. (Depkes RI, 2000) BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian Tanggal Pengkajian : 07-05-2015Pukul :11.00 WIB Tanggl MRS : 06-05-2015 Pukul : 12.54 WIB Ruang : Pav. Melati RM : 03 64 58 A. Data Subyektif 1. Identitas Biodata Nama pasien : Ny. “K” Umur : 45 tahun Agama : Islam Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Pendidikan : SI Pekerjaan : PNS Alamat : Diwek-Jombang Nama suami : Tn.”M” Umur : 47 tahun Agama : Islam Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Pendidikan : SI Pekerjaan : PNS Alamat : Diwek-Jombang 2. Keluhan Utama Ibu mengatakan merasa pusing. 3. Riwayat Kesehatan Sekarang Ibu mengatakan pada tanggal 06 Mei 2015 datang ke Puskesmas Cukir mengeluh pusing, karena jumlah darah menstruasi banyak ± ganti pembalut 5 – 6 kali dalam sehari ini, ibu mengalami mentruasi sejak 1 bulan yang lalu sedikit-sedikit tidak teratur. Di Puskesmas Cukir dilakukan pemeriksaan Hb dengan hasil 6,2gr/dl.Ibu mendapat anjuran rujukan dari Puskesmas Cukir lalu ibu dikirim ke Poli Kandungan RSUD Jombang. Di Poli Kandungan dilakukan cek Hb ulang dan didapatkan hasil baahwa kadar Hb 6,2 gr/dl. Kemudian dari Poli Kandungan ibu dikirim ke Paviliun Melati RSUD Jombang, untuk dilakukan perawatan lebih lanjut. 4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit tumor dan tidak pernah mengalami meanstruasi dalam jumlah darah yang banyak dan berlangsung lebih dari 7 – 8 hari. 5. Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menurun seperti kencing manis, serta tidak mempunyai penyakit menahun seperti jantung. 6. Riwayat Kebidanan a. Riwayat Haid Menarche : 14 tahun Siklus : tidak teratur Lamanya :7 – 8 hari Banyaknya : 6 pembalut / hari, 1 pembalut penuh setiap kali ganti. Dismenorrhea : ( + ) Fluor albus : ( - ) HPHT : 25 - 04 – 2015 7. Riwayat perkawinan Umur pertama nikah : 26 tahun Lama menikah : 19 tahun Berapa kali menikah : 1 kali Jumlah anak : 1 8. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu Hamil ke Kawin ke Ikhtisar kehamilan Riwayat Persalinan Hidup Umur Jenis kelamn Nifas Aterm P I A I I Hamil 9 bulan Lahir spontan, ditolong oleh bidan di BPS tanggal 06-03-1998 - - - 17 thn Laki2 Baik, tidak perdarahan, neteki sampai bayi usia 2 tahun . 9. Riwayat Kontrasepsi Ibu mengatakan setelah kelahiran ibu memakai KB pil selama 4 tahun terahir tahun 2002, dan sampai sekarang ibu tidak memakai KB. 10. Pola Kebiasaan Sehari-hari Pola Di Rumah Di Rumah Sakit Nutrisi Ibu makan 3x sehari dengan porsi sedang ( nasi, sayur, lauk pauk ). Minum air putih ± 6-7 gelas/hari Ibu makan 3x sehari dengan porsi dr rumah sakit (nasi, sayur, lauk pauk ditambah buah ). Nasi habis Separuh.Minum air putih ± 6-7 gelas/hari Istirahat Tidur malam ± 7 jam (± jam 22.00-05.00 WIB) Tidur siang ± 1 jam (± jam 14.00-15.00 WIB) Ibu mengatakan susah tidur karena pusing. Aktivitas - Ibu mengatakan bekerja mulai jam 07.30-13.30 WIB - Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga sendiri seperti memasak, mencuci, dll - Ibu mengatakan selama di RS hanya tiduran saja karena pusing Eliminasi - BAB 1x/hari, konsistensi lembek, warna kuning, bau khas - BAK 4-5x/hari, warna kuning jernih, bau khas - BAB belum BAB, - BAK 3-4x/hari, warna kuning jernih, bau khas Personal hygiene Ibu mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 2x/hari, ganti baju, celana dalam dan kotek tiap kali kotor Ibu hanya diseka, ganti kotek 6 x / hari, 1 pembalut penuh setiap kali ganti. 11. Riwayat Psiko Sosial, Budaya dan Spiritual a. Psiko Ibu mengatakan khawatir dengan menstruasinya yang jumlahnya banyak dan tidak teratur. b. Sosial Hubungan ibu dengan keluarga, tetangga dan petugas kesehatan baik. c. Budaya 1). Ibu dan keluarga tidak ada pantangan makanan. 2). Ibu dan keluarga tidak percaya terhadap hal-hal yang bersifat mistik dan percaya bahwa dengan pengobatan oleh dokter dapat menyembuhkan penyakit. d. Spiritual Ibu menganut agama islam dan menjalankan sholat 5 waktu, dan ibu juga berdoa supaya kondisinya cepat membaik. B. Data Obyektif 1. Pemeriksaan Umum Keadaan umum : Lemah Kesadaran : Composmentis, Tensi : 120/80 mmHg Nadi : 88x/menit Suhu : 36,80C RR : 20x/menit TB : 152 cm BB : 48 kg 2. Pemeriksaan Fisik a. Inspeksi Kepala : Bersih, tidak ada ketombe, penyebaran rambut rata Wajah : Simetris, tidak oedema, tampak pucat Mata : Simetris, konjungtiva tampak anemis, sklera tidak ikterus Hidung : Bersih, tidak ada scret, Mulut : Simetris, bibir lembab,mulut bersih, lidah bersih, tidak ada caries pada gigi. Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen Leher : Tidak ada bendungan jugularis, maupun kelenjar tyroid. Dada : Tidak ada pernapasan intercosta. Payudara :Simetris, Bersih, puting susu menonjol, ada hyperpigmentasi pada areola mammae. Abdomen :Kulit bersih, tidak ada luka bekas operasi Genetalia : Tampak pengeluaran darahpervaginam warna merah, banyaknya 1 pembalut penuh disertaigumpalan. Anus : Bersih, tidak hemoroid Ekstremitas Ekstremitas atas : simetris, tidak oedema Ekstremitas Bawah : Simetris, tidak oedema, tidak varises. b. Palpasi Kepala : tidak ada benjolan Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid Abdomen :blm teraba benjolan, ada nyeri tekan. c. Auskultrasi Dada : tidak ada bunyi Ronchi maupun Whezzing Abdomen : tidak hipertimpani d. Perkusi Reflex patella : Tidak dikaji 3. Pemeriksaan Penunjang Tanggal : 06 Mei 2015 Pukul : 13.50 WIB USG : Myoma uteri sub serosa ± 3 cm, Endometriosis kiri ± 2 cm Tanggal : 06 Mei 2015 Pukul : 16.43 WIB PEMERIKSAAN HASIL NORMAL HEMATOLOGI Darah lengkap - Hemoglobin 6,0 11,4 – 17,7 g/dl - Lekosit 4.500 4.700 – 10.300 /cmm - Hematokrit 22,9 37 – 48 % - Eritrosit 3.350.000 L 4,5 – 5,5 ; P 4-5 jt/ul - Trombosit 287.000 150.000 – 350.000 /cmm - Hitung jenis - - Eosinofil 3 1 – 3 % - - Basofil - - - Batang - 3 – 5 % - - Segmen 70 50 – 65 % - - Limfosit 20 25 – 35 % - - Monosit 7 4 – 10 % Serum iron - Serum iron 51 L 65 – 175, P 50 – 170 ug/dl - Anak 50 – 120 ug/dl - Bayi 40 – 100 ug/dl - Neonatus 100 -250 ug/dl - TIBC 140 250 – 450 ug/dl - IBC latent 89 - - IBC latent 36 L 15-55%, P, 12-45% - -Saturasi iron - C. Analisa Data P10001usia 45 tahun dengan menometrorrhagi + anemia. Masalah : Dengan gangguan rasa nyaman pusing dan cemas D. Penatalaksanaan Tanggal : 07 – 05 – 2015 Pukul : 08.10 WIB 1. Melakukan pendekatan pada ibu dengan senyum , salam, sapadan perkenalan diri . Hasil : ibu merespon dengan baik dan kooperatif diajak berbicara. 2. Menjelaskan kepada pasien tentang keadaan pasien bahwa pasien sedang mengalami gangguan menstruasi dan anemia (Kurang darah) Hasil : Pasien memahami dengan kondisinya dengan perdarahan yang abnormal dan Hb saat ini 6 gr/dl, serta perlu transfusi darah. 3. Memberi dorongan moril dan menganjurkan ibu berdoa untuk mengurangi gangguan psikologi ibu. Hasil : Ibu memahami dan kooperatif. 4. Melakukan observasi TTV. Hasil : TD : 120/80 mmHg N : 88 x/mnt S : 36,8o C RR : 20 x/mnt Hasil : Ibu memahami dengan penjelasan nakes 5. Melakukan observasi pengeluaran pervaginam, dengan hasil : Darah yang keluar masih 6 pembalut / hari. 6. Melakukan kolaborasi dengan dr. Sp.Og untuk pemberian terapi dan penangananmenometrorrhagi + anemia, yaitu : - Tranfusi darah PRC sampai dengan Hb > 8 gr/dl. - Asam traneksamat 3 x 500 mgper oral - Feros 3 x 200 mgper oral - USG 7. Membantu pasien dalam melakukan aktivitas Hasil : Pasien mau dibantu petugas 8. Memberikan kondisi lingkungan yang nyaman 9. Memberikan KIE pada pasien - Menganjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup - Menganjurkan padaibu untuk makan-makanan yang bergizi seperti memakan makanan yang banyak mengandung zat besi misal sayur dan Menganjurkan pada ibu untuk minum susu. - Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan dirinya dengan mengganti pembalut setiap kali pembalut penuh dan dengan rutin mengganti celana dalam. - Menganjurkan pada ibu untukminum susu. Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya CATATAN PERKEMBANGAN Tanggal Catatan Perkembangan 06-05-2015 Jam 15.00 WIB S : - Ibu mengatakan pusing. O : - Keadaan umum : lemah - Tanda-tanda Vital : Tensi : 110/80 mmHg Nadi : 86x/menit Suhu : 36,50C RR : 20x/menit - Pemeriksaan fisik Mata : Simetris, sclera tidak ikterus, conjungtiva anemis Vulva : Tampak pengeluaran darah pervaginam berwarna merah, sebanyak 6 pembalut / hari, 1 pembalut penuh setiap kali ganti. A : P10001 usia 45 tahun dengan Menometrorrhagi + Anemis. P : 1. Menjelaskan kepada pasien tentang kondisinya saat ini bahwa kondisinya masih lemah dan membutuhkan tranfusi darah. Pasien memahami kondisinya saat ini dan bersedia untuk diberikan tranfusi darah. 2. Melakukan kolaborasi dengan dr.Sp.Og, yaitu : -Transfusi darah PRC bag ke – 1 tanggal 06–05–2015 pukul 15.30 WIB -Diet TKTP ( Tinggi Kalori Tinggi Protein ) 3. Memberikan HE ( Health Education ) tentang : -Mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti mengkonsumsi sayuran dan minum susu. -Menjaga kebersihan dirinya untuk mengganti pambalut setiap kali penuh. -Menganjurkan untuk istirahat yang cukup. CATATAN PERKEMBANGAN Tanggal Catatan Perkembangan 07-05-2015 Jam 10.30 WIB S : - Ibu mengatakanmasih pusing. O : - Keadaan umum : lemah - Tanda-tanda Vital : Tensi : 120/70 mmHg Nadi : 84x/menit Suhu : 36,60C RR : 18x/menit - Pemeriksaan fisik Mata : Simetris, sclera tidak ikterus, conjungtiva anemis Vulva : Tampak pengeluaran darah pervaginam berwarna merah, sebanyak 5 pembalut / hari, 1 pembalut penuh setiap kali ganti. A : P10001 usia 45 tahun dengan Menometrorrhagi + Anemis. P : 1. Menjelaskan kepada pasien tentang kondisinya saat ini bahwa kondisinya masih lemah dan membutuhkan tranfusi darah. Pasien memahami kondisinya saat ini dan bersedia untuk diberikan tranfusi darah. 2. Melakukan kolaborasi dengan dr.Sp.Og, yaitu : - Transfusi darah PRC bag ke – 2 tanggal 07–05–2015 pukul 11.00 WIB - Diet TKTP ( Tinggi Kalori Tinggi Protein ) 3. Memberikan HE ( Health Education ) tentang : -Mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti mengkonsumsi sayuran dan minum susu. -Menjaga kebersihan dirinya untuk mengganti pambalut setiap kali penuh. -Menganjurkan untuk istirahat yang cukup. CATATAN PERKEMBANGAN Tanggal Catatan Perkembangan 08-05-2015 Jam 08.00 WIB S : - Ibu mengatakan pusing. O : - Keadaan umum : lemah - Tanda-tanda Vital : Tensi : 110/80 mmHg Nadi : 86x/menit Suhu : 36,50C RR : 20x/menit - Pemeriksaan fisik Mata : Simetris, sclera tidak ikterus, conjungtiva anemis Vulva : Tampak pengeluaran darah pervaginam berwarna merah, sebanyak 5 pembalut / hari, 1 pembalut penuh setiap kali ganti. A : P10001 usia 45 tahun dengan Menometrorrhagi + Anemis. P : 1. Menjelaskan kepada pasien tentang kondisinya saat ini bahwa kondisinya masih lemah dan membutuhkan tranfusi darah. Pasien memahami kondisinya saat ini dan bersedia untuk diberikan tranfusi darah. 2. Melakukan kolaborasi dengan dr.Sp.Og, yaitu : - Transfusi darah PRC bag ke – 3 tanggal 08–05–2015 pukul 09.00 WIB - Diet TKTP ( Tinggi Kalori Tinggi Protein ) 3. Memberikan HE ( Health Education ) tentang : -Mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti mengkonsumsi sayuran dan minum susu. - Menjaga kebersihan dirinya untuk mengganti pambalut setiap kali penuh. - Menganjurkan untuk istirahat yang cukup. 4. Memberikan KIE pulang dan kontrol ulang 1 minggu lagi di Poli Kandungan. Pasien bersedia kontrol ulang. BAB IV PEMBAHASAN Pada pembahasan ini, akan dibahas tentang kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus pada pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan pada Ny. “K” P10001 usia 45 tahun dengan menometrorrghia + anemia di RSUD Jombang. Pembahasan ini disusun berdasarkan konsep dasar menometrorrghia dan anemia dalam asuhan kebidanan yang kemudian dapat didokumentasikan dalam bentuk SOAP berdasarkan manajemen asuhan kebidanan. Pada data Subyektif diperoleh bahwa dari vagina ibu mengeluarkan darah yang tidak teratur, dengan jumlah banyak dan disertai gumpalan. Pada teori disebutkan pula bahwa penyebab terjadinya menometrorrghia dan anemia salah satunya adalahPerdarahan dari uterus, tuba dan ovarium, (Sarwono Prawirohardjo : 223-225), sehingga pada teori dan kasus ditemukan tidak ada kesenjangan Pada data Obyektif diperoleh hasil USG menunjukkan bahwaNy. “K” P10001 usia 45 tahun denganmyoma uteri sub serosa ± 3 cm, endometriosis kiri ± 2 cm. Pada teori pun disebutkan bahwa salah satu cara untuk mengetahui menometrorrghia dengan dilakukan USG, sehingga dapat disimpulkan pada teori dan kasus tidak ditemukan kesenjangan. Dilihat dari data Subyektif dan data Obyektif yang ada dapat ditentukan Analisa Data bahwa Ny. “K” P10001 usia 45 tahun dengan menometrorrghia + anemia di RSUD Jombang. Didalam teori analisa data dapat ditentukan dengan melihat hasil dari data subyektif dan data obyektif yang menunjukkan menometrorrghia. Pada penatalaksanaan dianjurkan ibu untuk melakukan perawatan di RS dan mendapatkan tranfusi darah . Pada teori Penatalaksanaan menometrorrghia harus dilakukan perawatan di RS dengan mendapat tranfusi darah. Sehingga pada teori dan kasus ditemukan tidak ada kesenjangan. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus pada Ny. “K” P10001 usia 45 tahun dengan menometrorrghia + anemia di RSUD Jombang. Dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melakukan asuhan kebidanan dibutuhkan ketelitian dan kecermatan dalam mengkaji data, diagnosa, dan masalah yang dialami klien, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dari pengkajian tersebut, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus, sehingga tidak ada hal-hal yang perlu dikhawatirkan, karena keadaan ibu baik. Tidak ditemukan kelainan atau penyulit pada keduanya serta tidak ada komplikasi. 5.2 Saran 1. Sebagai institusi sebaiknya menyediakan buku-buku yang lebih banyak tentang KB implant 2. Pada lahan praktek lebih ditingkatkan mutu pelayanannya dan semua tindakan yang dilakukan didokumentasikan. 3. Para mahasiswa hendaknya dapat menjalin hubungan baik antara petugas kesehatan, pasien sehingga terjalin kepercayaan dalam melakukan tindakan. Sebagai pasien, hendaknya lebih terbuka lagi dalam memberikan informasi dan mengungkapkan keluhan yang dirasakan DAFTAR PUSTAKA Bobak. Loedermilk, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. Liewellyn-Jones, Derek. 2001. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Hipokrates. Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan. Saifuddin, Ab dul Bari. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta : YBP-SP Sastrawinata, Sulaiman. 1990. Ginekologi. Bandung : FK UNPAD.